1. Pikiran, dengan mengasah pikiran,diharapkan daya ingat menjadi tajam dan kreatif, berwujud menjadi cepat berpikir, sisitimatis dan terarah pada tujuan.
  2. Perasaan, akan berkembang menjadi lapang dan leluasa,memiliki jiwa besar, sehingga tumbuh daya energi yang agresif, berani, sabar dan penuh perhitungan dalam menguji perasaan orang lain.
  3. Pertimbangan, seorang wirausaha perlu mempunyai kecakapan untuk memberikan perimbangan pertimbangan ke arah lancarnya proses pembicaraan.
  4. Sikap, Sikap yang serius dibubuhi dengan humor pada tempatnya,maka seorang wirausaha sudah menempatkan dirinya untuk mendapatkan perhatian.
Sumber: http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliahpdf/BAB%20IV%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf

  1. Metode paksaan sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/coach kepada orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya.
  2. Metode persuasi tepat untuk menumbuhkan motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan.
  3. Metode stimulasi akan lebih baik, bila diterapkan pada subjek yang sudah memahami permasalahan kewirausahaan.

  1. Profit (keuntungan), Bebas dari standar upah untuk pekerjaan yang distandarisasi. Wirausahawan gajinya tidak ditentukan orang lain, iai menemukan sendiri besarnya untuk dirinya sendiri.
  2. Independence (bebas, merdeka, mandiri), bebas dari supervisi (arahan, kendali) dan aturan birokrasi organisasi perusahaan. wirausahawan adalah orang mandiri, mengatur, melaksanakan konsep/ide ataupun pekerjaan atas prakarsa dan aturan yang dibuat sendiri. ia bahkan membuat aturan dan melakukan supervisi bagi karyawannya.
  3. Satisfying way of life (kepuasan hidup), bebas dari pekerjaan-pekerjaan rutin yang membosankan tanpa tantangan.

Seorang wirausahawan dapat diidentifikasi memiliki sejumlah sifat, di antaranya berdisiplin, berkomitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovatif, mandiri, serta realistis. Disiplin bermakna dalam melaksanakan kegiatan, wirausahawan harus memiliki ketepatan komitmen terhadap tugas dan pekerjaan secara menyeluruh antara lain ketepatan terhadap waktu, peningkatan kualitas pekerjaan, dan sistem kerja. Dengan kedisiplinan terhadap komitmen, wirausahawan akan selalu berupaya meningkatkan kualitas pekerjaan dan membangun keunggulan daya saing. Oleh karena itu, wirausahawan selalu menjaga untuk tetap memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang ditetapkan. Salah satu contohnya adalah selalu melakukan dan menjalankan kesepakatan yang telah dibuat. Dalam hal memiliki komitmen tinggi, harus disadari bahwa komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatan, wirausahawan harus memiliki komitmen yang konkret, terarah, dan progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap diri sendiri dapat dilakukan dengan proses mengidentifikasi cita-cita dan target yang harus dicapai dalam hidup. Wirausahawan selalu berupaya teguh menjaga komitmen terhadap konsumen untuk mendapatkan kepercayaan mereka, sehingga kepuasan konsumen pada akhirnya memberi keuntungan usaha. Kejujuran merupakan landasan moral wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku pada kehidupan yang bersifat kompleks, kejujuran mengenai karakteristik produk dan jasa yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, dan kejujuran terhadap segala kegiatan terkait dengan penjualan produk. Wirausahawan juga harus memiliki daya kreativitas tinggi yang dilandasi oleh cara berpikir yang maju dengan gagasan baru yang inovatif. Gagasan kreatif tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk, ataupun waktu. Justru sering kali ide jenius memberi terobosan baru dalam dunia usaha yang awalnya dilandasi oleh berbagai gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil. Sebagai wirausahawan juga harus melakukan keinginan yang baik tanpa bergantung pada pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidup dengan mengacu pada budaya perusahaan. Wirausahawan juga selalu berpikir realistis dengan kemampuan menggunakan fakta dan realitas sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatan. Untuk menjadi wirausahawan sukses, syarat utamanya adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahawan yang sangat dipengaruhi oleh ketekunan, kemampuan, atau kompetensi yang ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.
Oleh Prof. Dr. Sukamdani S. Gitosardjono
Pendiri Grup Sahid
Sumber: http://www.smecda.com/deputi7/BERITA%20KUKM/get8.asp?id=732

  1. Tujuan yang berkelanjutan; Seorang wirausahawan tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, melainkan senantiasa membuat tujuan baru untuk menantang diri mereka.
  2. Ketekunn; ketabahan dalam mencapai suatu tujuan.
  3. Pengetahuan atentang bisnis; Seorang wirausahawan harus mengerti prinsip-prinsip dasar tentang bagaimanasuatu bisnis dapat bertahan dan berhasil.
  4. Mengatasi kegagalan; Kegagalan adalah hambatan-hambatan sementara terhadap pencapaian tujuan.
  5. Upaya diri; Percaya bahwa anda mengontrol kesuksesan atau kegagalan sehingga upaya yang serius sangat diperlukan untuk mencapai tujuan.
  6. Mengambil Resiko adalah biasa; Kemampuan untuk menilai resiko dan menimbang bahaya; lebih menyukai resiko yang besar namun realistik untuk mencapai tujuan.
  7. Memecahkan masalah; Kemampuan untuk memecahkan masalah secara efektif dengan banyak akal.
  8. Inisiatif; Wirausahawan adalah individu yang aktif, yang ingin melakukan ide mereka sesegera mungkin sehingga mereka dapat segera melihat hasilnya.
  9. Energi; Stamina yang tinggi diperlukan untuk memenuhi kemempuan menjalankan bisnis.
  10. Kemauan untuk berkonsultasi dengan para ahli; keinginan untuk mencari bantuan orang lain diperlukan untuk mencapai tujuan.
  11. Kesehatan fisik; Kesehatan sangat penting untuk mengimbangi tuntutan dan tekanan yang ditimbulkan dari bisnis anda, terutama pada tahun-tahun awal.
  12. Kesehatan mental dan emosi; Jam kerja yang panjang dan tekanan bisnis menuntut kestabilan emosi anda.
  13. Toleransi terhadap ketidakpastian; Ketidakpastian harus diterima sebagai bagian penting dari bisnis.
  14. Memanfaatkan masukan; Keahlian untuk mencari dan memanfaatkan masukan atas penampilan diri dari tujuan bisnis.
  15. Bersaing dengan standar buatan sendiri; Kecenderungan untuk membuat standar penampilan yang realistik dan berupaya memenuhi standar tersebut.
  16. Mencari tanggung jawab pribadi.
  17. Percaya diri; Percaya diri yang realistik terhadap diri anda dan kemampuan anda untuk mencapai tujuan bisnis atau tujuan pribadi.
  18. Kepandaian; Mampu mengatasi banyak hal atau tugas secara efektif pada saat bersamaan.
  19. Keinginan untuk tidak tergantung; Wirausahawan yang berhasil biasanya terlahir bukanlah seorang yang dapat bekerja sama.
  20. Memanfaatkan imajinasi positif; Kemampuan berimajinasi tentang tujuan adalah ciri khusus dari wirausahawan yang sukses.
  21. Pencapaian tujuan; Perasaan adanya suatu misis, memotivasi para wirausahawan memulai bisnis.
  22. Obyektif; Kemampuan untuk berlaku objektif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang realistik.
  23. Berorientasi pada tujuan; Keinginan untuk menghadapi tantangan dan mencoba batas kemampuan.
  24. Fleksibel; Mau menerima perubahan, mampu menyesuaikan persepsi terhadap tujuan dan kegiatan berdasarkan informasi baru.
  25. Keinginan untuk mencipta.
  26. Keterlibatan jangka panjang; Kesepakatan terhadap proyek jangka panjang dan tujuannya membutuhkan pengorbanan pribadi.
  27. Komitmen; Dedikasi terhadap tujuan tanpa di ganggu atau dihalangi; modifikasi terhadap tujuan dapat terjadi, tetapi tujuan utama masih dipertahankan.
  28. Inovasi; Kemampuan dan keinginan untuk menemukan hal-hal yang baru.
  29. Gambaran jangka panjang; Pemahaman akan tujuan jangka panjang sehingga setiap langkah dalam rencana bisnis dapat dilihat dalam konteks.
  30. Pandangan positif.
  31. Pengetahuan teknis dan industri; Pengertian menyeluruh tentang industri dan produk atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis; akses untuk menghubungi ahli dalam bidang tersebut.
  32. Hubungan antar manusia; Kemampuan untuk memperoleh dana jika diperlukan.
  33. Akses pada sumber keuangan; Kemampuan untuk memperoleh dana jika diperlukan.
  34. Hasrat terhadap uang; Bagaimana menggunakan uang dengan sebaik-baiknya dan bijaksana.
  35. Kemampuan berfikir; Seorang wirausahawan harus mempunyai sifat ingin tahu dan berusaha berfikir secara efektif.
  36. Kemampuan menjual; Kemampuan untuk meyakinkan orang lain terhadap nilai produk atau jasa yang ditawarkan.
  37. Kemampuan untuk berkomunikasi: Kemampuan untuk menggunakan kata-kata yang efektif, mudah dimengerti dan dipahami.
  38. Keberanian; Kemauan untuk bertindak atas pendirian sendiri untuk mengatasi masalah dan hambatan.
  39. Umur; Tidak ada umur ideal untuk memulai bisnis, meskipun penting untuk memiliki cukup pengalaman hidup, mawas diri, dan kepercayaan diri.
  40. Latar belakang keluarga; Wirausahawan yang sukses sering mempunyai pasangan, orang tua, atau keluarga dekat yang menjalankan bisnisnya dan memberikan dukungan.
  41. Latar belakang suku; Suku yang suka bermigrasi mempunyai dorongan yang lebih kuat untuk menjadi wirausaha yang berhasil.Latar belakang pekerjaan; Kecenderungan kesulitan bekerjasama dengan orang lain dalam jangka waktu tertentu karena kepribadian yang kreatif, frustasi mendapat perintah dari pihak lain.
  42. Latar belakang pendidikan; Pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang mempunyai jiwa wirausaha yang baik.

  1. Dream (mimpi) : Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
  2. Decisiveness (ketegasan) : Tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat.
  3. Dors (pelaku) : Melaksanakan secepat mungkin.
  4. Determination (ketetapan hati) : Komitmen total, pantang menyerah.
  5. Dedication (dedication) : Berdedikasi total, tak kenal lelah.
  6. Devotion (kesetiaan) : Mencintai apa yang dikerjakan.
  7. Details (terperinci) : Menguasai rincian yang bersifat kritis.
  8. Destiny (nasib) : Bertanggung jawab atas diri sendiri.
  9. Dollars (uang) : Kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesan.
  10. Distribute (distribusi) : Mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan usahanya.

  1. Mau kerja keras (capacity for hard work)
  2. Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
  3. Penampilan yang baik (good appearance)
  4. Yakin (self confidence)
  5. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
  6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
  7. Ambisi untuk maju (ambition drive)
  8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)
Sumber: wardoyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Kewirausah

Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu:
  1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
  2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
  3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
  4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
  5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
  6. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
  7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
  8. Statisfying customer by providing high quality product, yaitu member kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
  9. Knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
  10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)
Sumber: wardoyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Kewirausah

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut:



Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan
delapan karakteristik yang meliputi :
  1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
  2. Lebih memilih risiko yang moderat.
  3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
  4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera
  5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
  6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
  7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
  8. Selalu menilai prestasi dengan uang.
Sumber: entrepreneur.gunadarma.ac.id/e.../039_Kewirausahaan.pdf


  1. Miliki Mimpi: Bermimpilah jadi pengusaha sukses, punya uang banyak, bisa liburan ke luar negeri dan tempat-tempat eksoktis, atau tak perlu memikirkan pekerjaan lagi karena sudah punya banyak uang. Semua kesuksesan berdasar dari mimpi. Jadi, jangan takut berkhayal atau bermimpi.
  2. Obesi dan Hobi: Jadi, yang Anda lakukan memiliki jiwa, nyawa, dan nilai. Semua yang dilakukan dengan hati, pasti akan lebih lancar dijalankan.
  3. Lihat Kenyataan: Setelah berkhayal, kembalilah ke realita. Kepala boleh di langit, tetapi kaki harus tetap menjejak bumi. Mulailah dari yang anda punya, dan jangan membandingkan dengan milik orang lain.
  4. Buat Rencana Bertahap: Mulailah membuat rencana bertahap. Buatlah kondisi dari nol dengan satu syarat, selalu melihat ke depan. Misalnya, tak punya uang tapi punya modal kemampuan. Lakukan bertahap, perlahan, sesuai kemampuan. Jika dilakukan dengan benar, lambat laun keuntungan akan mengikuti Anda.
  5. Susun Berbagai Rencana: Ketika usaha mulai berjalan, jangan hanya memiliki satu rencana saja. Buat juga rencana B, C, atau D. Jangan menunggu orang datang, tapi harus menjemput bola dan tawarkan kemudahan lain.
  6. Buat Anggaran: Jika usaha sudah berjalan, buat anggaran pengeluaran dan pemasukan dengan rapi. Pisahkan antara pemasukan dan pengeluaran dari gaji suami atau istri untuk biaya sehari-hari, dengan hasil usaha. Sebaiknya, uang dipecah ke dalam dua rekening bank, dan jangan masuk ke dompet, agar tidak boros dan mudah melihat laba yang didapat.
Sumber: Noverita K. Waldan (www.ilmu-marketing.co.cc/2009/02/tips-berwirausaha-bagi-pemula.html)

  1. Kreativitas: Jika anda ingin menjadi seorang wirausaha yang sukses maka hal ini harus selalu menjadi prioritas anda. Anda harus kreatif memilih usaha yang akan anda jalankan. Lebih baik pilihlah usaha baru yang belum ada ataupun jika anda ingin menjalankan usaha yang telah banyak diusahakan oleh orang banyak maka anda harus membuat perbedaan.
  2. Tekad Baja dan Tahan banting: Untuk berwirausaha anda juga harus memiliki tekad baja. Jika anda ingin sukses berwirausaha anda harus pantang menyerah. Ingat berwirausaha berbeda dengan bekerja di perusahaan. Ini membutuhkan kesabaran untuk terus berinovasi sebelum akhirnya menjadi mesin pencetak uang anda. Tekad baja untuk terus menambah pengetahuan, berinovasi dan memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dijual akan membuat anda sampai pada sukses.
  3. Modal: Mungkin anda akan terheran mengapa modal tidak menduduki posisi jawara dalam kunci sukses berwirausaha. Tentulah seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan berwirausaha yang kita kategorikan kreativitas setelah itu tentunya tekad baja untuk terus maju. Namun jika Anda ingin sukses berwirausaha maka anda harus melihat budget Anda terlebih dahulu.
  4. Mencintai pekerjaan: Telah banyak terbukti bahwa hobi yang awalnya digeluti seseorang akhirnya malah menjadi profesi yang mendatangkan kesuksesan. Setelah menyikapinya maka hal ini adalah tak lepas dari kecintaannya pada hobinya.
  5. Cerdas dalam mengambil keputusan: Untuk berwirausaha anda harus mempunyai leardership yang baik, seperti cerdas dalam mengambil keputusan. Anda harus pintar mempelajari pasar usaha yang sedang anda tekuni. Teruslah perhatikan "Kebutuhan Konsumen". Selain itu seorang wirausaha harus cerdas mengambil keputusan dalam memperlebar sayap usahanya. Berwirausaha itu tidak boleh monoton hanya pada itu-itu saja.
Sumber: inspire4soul.blogspot.com/2009/09/5-kunci-sukses-berwirausaha.html

  • Disiplin: Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.
  • Komitmen Tinggi: Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
  • Jujur: Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
  • Kreatif dan Inovatif: Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
  • Mandiri: Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
  • Realistis: Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi, sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan

Oleh Ir. Muhibbullah Azfa Manik, MT

Akhir tahun lalu, Rahmat, seorang teman saya yang ahli dalam pengembangan bisnis telekomunikasi mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan berskala internasional untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Dia tertarik dan memutuskan untuk bergabung. Dia telah banyak mendengar tentang pimpinan perusahaan ini, yang sering diberitakan sebagai pemimpin visionaris dan legendaris.
Gaji Rahmat besar, perlengkapan kantornya mutakhir, teknologinya canggih, kebijakan SDM-nya pro-karyawan, kantornya megah di daerah segitiga emas, Jakarta. Bahkan kantinnya menyajikan makanan yang lezat dan murah. Dua kali dia dikirim keluar negeri untuk pelatihan. “Proses pembelajaran saya adalah yang tercepat di sini,” kata Rahmat. “Sungguh menakjubkan bekerja dengan dukungan teknologi mutakhir seperti di perusahaan ini”. Tambahnya lagi.
Siapa nyana dua minggu lalu, belum genap tujuh bulan bekerja di perusahaan itu, dia mengundurkan diri. Rahmat belum mendapatkan tawaran pekerjaan lain, tapi dia tidak sanggup lagi bertahan di sana. Belakangan, sejumlah karyawan di divisi yang sama dengannya ikut resigned. Direktur utama perusahaan itu pun merasa tertekan karena perputaran (turnover) karyawan sangat tinggi. Cemas memikirkan biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk alokasi dana pelatihan karyawan. Ia juga bingung lantaran tidak tahu apa gerangan yang terjadi. Mengapa karyawan yang bertalenta bagus ini mengundurkan diri, padahal gajinya sudah cukup tinggi?
Rahmat resigned karena beberapa alasan. Alasan ini juga yang menyebabkan sebagian besar karyawan lain yang bertalenta tinggi akhirnya mengundurkan diri. Kepada saya dia mengungkapkan bahwa selama ini hubungan Rahmat dengan atasannya ternyata kurang harmonis dan sering merasa dilecehkan. Dia bertahan selama hampir tujuh bulan hanya untuk melihat apakah dalam selang waktu itu kondisi tersebut dapat diperbaiki.
Beberapa survey membuktikan bahwa jika anda kehilangan karyawan berbakat, periksalah atasan langsung mereka. Si atasan adalah alasan utama karyawan tetap bekerja dan berkembang dalam suatu perusahaan. Namun dia jugalah yang menjadi alasan utama mengapa para karyawan berhenti dari pekerjaannya, membawa pergi pengetahuan, pengalaman dan klien mereka. Bahkan tidak jarang selanjutnya secara terang-terangan berkompetisi dengan perusahaan bekas tempatnya bekerja.
“Karyawan meninggalkan manajernya bukan perusahaannya,“ kata para ahli SDM. Begitu banyak uang yang telah dikeluarkan untuk tetap mempertahankan karyawan berbakat, baik dengan memberikan gaji lebih tinggi, bonus ekstra maupun pelatihan mahal. Namun pada akhirnya, perputaran karyawan kebanyakan disebabkan oleh manajer/pimpinannya, bukan oleh hal lain. Jika anda mengalami masalah turnover, maka pertama-tama periksalah kembali para manajer anda. Apakah mereka biang keladi yang membuat para karyawan tidak betah? Pada tahap tertentu, karyawan tidak lagi melihat jumlah uang yang ia dapatkan, tapi lebih kepada bagaimana mereka diperlakukan dan seberapa besar perusahaan menghargai mereka. Kedua hal ini umumnya tergantung dari sikap para pimpinan terhadap mereka. Dan sejauh ini, bekerja dengan atasan yang buruk sering dialami oleh para karyawan yang bekerja dengan baik. Survey majalah Fortune beberapa tahun lalu mengungkapkan bahwa 75% karyawan menderita karena berada di bawah atasan yang menyebalkan.
Dari seluruh penyebab stress ditempat kerja, seorang atasan yang jahat mungkin adalah hal yang terburuk,yang secara langsung akan mempengaruhi kinerja dan mental para karyawan. Simak saja kisah yang dikutip langsung dari”medan perang” ini. Surya seorang insinyur, masih bergidik saat membayangkan hari-hari dimana ia dimaki-maki bosnya di depan staf lainnya. Atasannya itu sering menghinanya dengan kata-kata yang kasar. Waktu menghadapi hal menakutkan itu, Surya praktis tak punya nyali untuk menjawab. Ia kembali ke rumah dengan perasaan tidak keruan dan mulai menjadi kasar seperti sang atasan. Bedanya kekesalan ini dilampiaskan ke istri dan anak-anaknya, kadang juga ke anjing peliharaannya. Lambat laun, bukan pekerjaan Surya saja yang kacau balau, pernikahan dan keluarganya pun hancur berantakan.
Nasib Bekti juga setali tiga uang. Menceritakan “penyiksaan” yang dilakukan oleh bosnya gara-gara ada perbedaan pendapat yang tidak terlalu penting antara keduanya. Atasan Bekti benar-benar menunjukkan rasa tidak suka terhadapnya. Ia tidak lagi diikut-sertakan dalam pengambilan keputusan. “Bahkan dia tidak lagi memberikan saya dokumen maupun pekerjaan baru,” keluh Bekti. “Sangat memalukan duduk di depan meja kosong tanpa tahu apapun dan tidak seorangpun yang membantu saya”. Lantaran tidak tahan lagi, lalu Bekti mengundurkan diri.
Para ahli SDM mengatakan, dari segala bentuk kekerasan, tindakan memperlakukan karyawan ditempat umum adalah yang terburuk. Pada awalnya, si karyawan mungkin tidak langsung mengundurkan diri, akan tetapi pikiran itu sudah tertanam. Jika kejadian terulang lagi, pikiran tersebut akan semakin kuat. Dan akhirnya, pada kejadian yang ketiga, karyawan itu akan mulai mencari pekerjaan lain. Ketika seseorang tidak bisa membalas kemarahannya, ia akan melakukan pembalasan “pasif”. Biasanya dengan cara memperlambat pekerjaan, berleha-leha, hanya melakukan pekerjaan yang disuruh atau menyembunyikan informasi penting. “Jika anda bekerja untuk orang yang menyebalkan, pada dasarnya anda ingin orang itu mendapat kesulitan. Jiwa dan pikiran kita tidak menyatu lagi dengan pekerjaan kita,” papar Bekti.
Para manajer bisa menekan bawahan melalui beragam cara. Misalnya dengan mengontrol bawahan secara berlebihan, curiga, menekan, terlalu kritis, bawel dan sebagainya. Namun para atasan tersebut tidak sadar bahwa karyawan bukan merupakan aset tetap, mereka adalah manusia bebas. Jika ini terus berlanjut, maka seorang karyawan akan mengundurkan diri, walau tampaknya cuma karena masalah sepele saja.
Bukan pukulan ke-100 yang menjatuhkan seseorang, tapi 99 pukulan yang diterima sebelumnya. Memang benar, karyawan meninggalkan pekerjaannya karena bermacam alasan untuk kesempatan yang lebih baik atau kondisi yang tidak memungkinkan lagi. Namun banyak yang semestinya tetap tinggal jika tidak ada satu orang (seperti atasan Rahmat) yang terus-menerus mengatakan,” Kamu tidak penting, saya bisa dapat lusinan orang yang lebih baik dari kamu!”.
Kendati tersedia segudang pekerja lain (terlebih dalam keadaan pengangguran tinggi sekarang ini), bayangkanlah sesaat, berapa biaya atas hilangnya seorang karyawan yang bertalenta tinggi.. Ada biaya yang harus dibayar untuk mencari pengganti, ada biaya pelatihan bagi pengganti karyawan tersebut. Belum lagi akibat yang ditimbulkan karena tidak ada orang yang mampu melakukan pekerjaan itu saat calon pengganti sedang dicari, kehilangan klien dan kontak yang dibawa pergi karyawan yang hengkang, penurunan moral karyawan lainnya, hilangnya rahasia penjualan dari karyawan tersebut yang seharusnya diinformasikan ke karyawan lainnya, dan yang terutama turunnya reputasi perusahaan. Lagi pula, setiap karyawan yang pergi, bagaimanapun juga akan menjadi”duta” untuk mewartakan hal yang baik maupun yang buruk dari perusahaan itu.
Saya teringat apa yang pernah ditulis oleh Jack Welch mantan orang nomor satu di General Electric, “Setiap perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan harus memikirkan cara untuk mengikat jiwa setiap karyawannya,”. Umumnya nilai suatu perusahaan terletak “diantara telinga” para karyawannya. Karyawan juga manusia, punya mata, punya hati.

Penulis adalah dosen Matakuliah perancangan Organisasi di Jurusan tknik Industri Universitas Bung Hatta.

http://www.bunghatta.ac.id/artikel-288-kompensasi-bukanlah-segala-galanya.html

ANALISIS:
Berdasarkan artikel di atas dapat dikatakan bahwa kompensasi yang besar bukanlah suatu jaminan seorang karyawan dapat bertahan di suatu organisasi. Walaupun kompensasi merupakan alasan utama penentu kepuasan karyawan, karena kompensasi merupakan seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi mengandung tidak sekadar hanya dalam bentuk finansial saja, seperti yang langsung berupa upah, gaji, komisi dan bonus serta tidak langsung berupa asuransi, bantuan sosial, uang cuti, uang pensiun, pendidikan dan sebagainya, tetapi juga bentuk bukan finansial. Bentuk ini berupa pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Bentuk pekerjaan berupa tanggungjawab, perhatian, kesempatan, dan penghargaan, sementara bentuk lingkungan pekerjaan berupa kondisi kerja, pembagian kerja, status dan kebijakan.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan terhadap berbagai tekanan, karena punya tempat berpijak dan cara berpikir yang kokoh dan kuat. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi variasi dari situasi pribadi, sosial dan bisnis yang makin ketat dan makin keras belakangan ini. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan untuk berhadapan dengan orang lain yang makin hari makin kritis. Ingatlah bahwa tekanan yang makin kuat tidak hanya dialami oleh diri Anda sendiri, melainkan juga oleh setiap orang lain yang hidup bersama Anda di dunia ini. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi orang lain yang makin hari makin keras dan bukan tidak mungkin makin menyebalkan. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai apresiasi yang realistik dan objektif. Pada akhirnya, jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih memiliki kontrol terhadap berbagai situasi dan keadaan yang penting untuk apapun kepentingan Anda.

1. Bicara dengan jelas
Kemampuan berkomunikasi akan berdampak pada bagaimana orang-orang akan memperlakukan Anda. Mereka yang periang biasanya banyak teman, karena ia tahu bagaimana membangun pembicaraan.
2. Punya sesuatu untuk dikatakan
Jangan berpikir bahwa hanya karena Anda berbicara, orang lain pasti mendengarkan. Pastikan bahwa komentar Anda memang ada ‘isinya’. Jangan cuma jadi ‘ember bocor’.
3. Penuh pengertian
Setiap orang punya latar belakang yang berbeda. Jadi, pembicaraan awal biasanya tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai orang lain. Anda bisa saja tidak setuju dengan rekan kerja, tapi masih bisa bekerja sama secara produktif.
4. Pengaruhi orang lain
Dengan pendapat dan opini yang bermutu, Anda telah memberikan ‘warna’ dalam bersosialisasi. Hal ini akan mempengaruhi orang lain dan mereka akan menyukai Anda.
5. Selesaikan setiap masalah
Konflik tidak selalu jelek. Setiap argumentasi bisa dijadikan bahan untuk solusi. Kalau Anda bisa, lakukanlah.
6. Tetap berkepala dingin
Hati boleh panas, kepala harus tetap dingin, sudah biasa terdengar. Jadi, kalau Anda melihat ada orang yang memang senang cari gara-gara, mendingan jauhi saja dia.
7. Jangan takut untuk berubah
Ada orang yang begitu keras kepala sampai ia tak mau berubah meskipun perubahan itu baik. Jangan sampai begitu.
8. Tidak ada “saya” dalam tim
Banyak orang gemar membawa egonya dalam suatu team work. Semoga Anda bukan salah satunya. Jangan pernah lupa untuk memuji pekerjaan orang lain, mereka akan melakukan hal yang sama.
9. Berdirilah di tengah-tengah
Memang agak sulit, apa lagi kalau Anda terlibat langsung. Tapi, paling tidak, Anda punya pendapat yang jernih bila ada suatu konflik. Cobalah ambil jarak dulu, supaya Anda bisa menganalisis sesuatu dengan akurat.
10. Miliki rencana
Seperti apa pun dalam kehidupan, persiapkan diri Anda ketika akan bersosialisasi. Biarpun Anda spontan dan pandai beromongkosong, Anda harus punya patokan dalam proses berpikir ketika melakukan percakapan.

18.38

Stress adalah tekanan/ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut. Stress dalam suatu lingkungan pekerjaan sampai dengan batas yang dapat ditolerir bisa memberikan suatu rangsangan sehat guna mendorong individu-individu dalam suatu organisasi untuk memberikan tanggapan positif terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi sehingga mereka terpacu untuk mengerahkan segala sumber daya yang dimiliki dalam rangka memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Bila ini yang terjadi maka stress pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas/prestasi kerja.
Pada kondisi yang sebaliknya, yakni stress yang berlebihan atau sudah tidak mampu lagi ditolerir oleh seorang individu akan menimbulkan dampak yang tidak sehat karena individu tersebut kehilangan kemampuan untuk mengendalikan dirinya secara utuh, akibatnya ia tidak mampu lagi mengambil keputusan-keputusan yang tepat dan bahkan terkadang perilakunya ikut terganggu, dampak lain yang mungkin terjadi adalah sakit secara fisik, putus asa, sering absen, dan lain-lain. Akhirnya selama stress ini belum teratasi maka akan terjadi tingkat produktifitas/prestasi kerja yang cenderung rendah dan terus menurun. Kondisi yang kurang lebih sama dapat juga terjadi bila dalam lingkungan pekerjaan tersebut tidak ada stress sama sekali, karena tantangan-tantangan kerja tidak ada sehingga pekerjaan menjadi suatu hal yang sangat membosankan dan menjenuhkan.
Berdasarkan definisi stress tersebut di atas dapat dikatakan bahwa sampai dengan tingkat tertentu maka stress akan dibutuhkan oleh anggota maupun oleh pejabat pada suatu organisasi.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat produktifitas dan prestasi kerja para pegawai dalam suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain, keahlian/ketrampilan, motivasi, kepuasan kerja, stress, lingkungan fisik/psikis pekerjaan, sistem kompensasi, sistem disiplin, dll. Selanjutnya berdasarkan pengamatan sehari-hari dalam kehidupan kerja seorang pegawai pegawai ternyata diketahui bahwa dua kondisi utama yang sangat berperan dalam tingkat produktifitas dan prestasi kerja adalah masalah kepuasan kerja dan stress, bila kepuasan kerja dan stress tidak dapat dikendalikan lagi maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah program konseling yang dapat berperan efektif untuk meningkatkan motivasi, kepuasan kerja, maupun reaksi positif terhadap stress. Program konseling tidak selamanya selalu berhasil yang disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu pada umumnya program konseling selalu dibarengi dengan program pendisiplinan dalam bentuk tindakan pendisiplinan preventif maupun korektif yang bersifat konsisten dan kontinyu bagi seluruh pegawai yang ada dalam organisasi tersebut.
Sumber: http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=18&mnorutisi=9

Memahami arti penting dalam jati diri anda, diperlukan kekuatan pikiran untuk meningkatkan modal kedewasaan berpikir, dengan begitu ada keyakinan pada diri untuk melakukan perubahan dalam proses pola pikir, karena meyakini bahwa kehidupan ini terdiri dari apa yang dipikirkan oleh anda sepanjang harinya.
Oleh karena itu, perlu meningkatkan kedewasaan berpikir, dengan begitu semua kegiatan kegiatan anda adalah jabaran terbaik dari pikiran anda. Jadi anda bayangkan bahwa hari ini anda berada ke mana pikiran anda telah membawa anda. Besok anda akan berada ke mana pikiran anda membawa anda.
Jadi dengan modal kedewasaan berpikir anda, berarti kemampuan anda meraih puncak itu berpikir lain dibandingkan dengan yang lain, sehingga memberikan daya dorong untuk melakukan perubahan cara berpikir anda, maka bayangkan semua yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap di dengar, itulah semuanya yang kita sebut dengan kebajikan. Dengan demikian ubahlah cara berpikir anda dan ubahlah kehidupan anda mulai dari sekarang.
Sumber: http://sdmatr.wordpress.com/2009/03/13/membangun-jati-diri-dengan-modal-kedewasaan-berpikir/

Manajer tanpa disadari seringkali mempunyai bawahan yang merupakan 'anak emas'. Sehingga, kadang ini mengakibatkan situasi yang kurang kondusif di lingkungan kerja. Bagaimana seharusnya tindakan karyawan dalam menghadapi masalah ini?
Sebagian besar manajer punya karyawan yang merupakan `anak emas`, baik disadari maupun tidak disadari. Tidak menjadi suatu masalah jika karyawan tersebut memang pantas dan punya kinerja yang superior dibandingkan dengan rekan-rekan kerjanya. Masalah muncul ketika lingkungan kerja melihat bahwa `anak emas` tersebut memperoleh perlakuan spesial, padahal perilakunya buruk di lingkungan kerja. Misalnya, karyawan tersebut seringkali datang terlambat, namun tidak pernah dapat teguran. Atau karyawan tersebut seringkali mendapatkan izin, sehingga pekerjaan yang ditinggalkannya membebani karyawan lain. Atau karyawan tersebut tidak melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan bersama dengan tim. Masalah-masalah seperti ini, tanpa disadari seringkali memunculkan efek negatif terhadap lingkungan kerja. Ini dapat mengakibatkan rasa iri pada rekan-rekan kerjanya. Sehingga, ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan suasana yang kurang sehat di lingkungan kerja, karena dapat menurunkan moral dari karyawan-karyawan lainnya yang beranggapan bahwa terdapat diskriminasi di lingkungan kerja. Ada dua opsi yang bisa bisa dipilih, yakni diam dan mengambil tindakan. Pertama, opsi diam saja. Opsi ini bisa diambil jika perilaku dari rekan kerja tersebut tidak ada hubungannya dengan anda, dan tidak punya dampak tertentu terhadap anda. Sehingga, ini menjadi urusan dia sepenuhnya dan anda tidak perlu ikut campur. Atasan anda pasti punya alasan tersendiri kenapa ia membiarkan karyawan tersebut berperilaku demikian. Mungkin saja meskipun perilakunya terlihat buruk, namun pekerjaan yang ditugaskan selesai, sehingga atasan bisa mentolerirnya. Kedua, mengambil tindakan berupa berbicara langsung dengan rekan kerja anda. Tindakan ini perlu anda ambil seandainya perilaku rekan kerja anda tersebut mempengaruhi pekerjaan anda pula. Jika anda tidak membuka pembicaraan, maka justru kinerja tim yang jadi kurang optimal disebabkan oleh rekan kerja anda. Ketiga, mengambil tindakan berupa berbicara dengan atasan. Tindakan ini perlu anda ambil seandainya perilaku rekan kerja anda tersebut mempengaruhi pekerjaan anda pula. Ungkapkan kepada atasan anda bahwa perilaku rekan kerja anda tersebut mengakibatkan dampak negatif di dalam lingkungan kerja. Selain pekerjaan yang tidak selesai, hal tersebut juga mengakibatkan turunnya moral karyawan lain. Sehingga atasan anda paham bahwa masalah ini menimbulkan dampak buruk terhadap anak buahnya yang lain.
Sumber: http://www.managementfile.com/journal.php?id=197⊂=journal&page=hr

Dalam beberapa pecan terakhir banyak media yang membicarakan artis yang mencalonkan diri mejadi kepala daerah. Siapa yang dilamar dan siapa yang melamar menjadi kepala daerah tentu tidak penting. Yang dipermasalahkan adalah mengapa pencalonan artis menjadi heboh, bahkan menjadi kontroversi masyarakat. Yang mendukung banyak dan yang menolak juga demikian. Artis adalah warga negara mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti dngan warga negara Indonesia yang lain. Mereka juga mempunyai hak untuk dicalonkan dan mencalonkan menjadi wakil masyarakat, baik menjadi RT, RW, camat, bupati, gubernur atau bahkan presiden sekalipun dengan persyaratan yang sama dengan warga negara lainnya. Namun, posisi atau status mereka sebagai public figure justru menjadi bumerang karena tidak ada lagi rahasia yang dapat disembunyikan dari dirinya. Apalagi bila ketenaran yang mereka peroleh justru karena hal-hal yang menurut ukuran masyarakat dan agama sebagai cacat moral. Misalnya, sebagai “artis panas”, berzina, mempunyai anak tanpa nikah, dan lain sebagainya. Tentu hal ini akan menjadi wajar perhatian bagi masyarakat. Harus disadari bahwa seorang kepala daerah selain harus mempunyai kemampuan teknis, dia juga menjadi panutan dengan memberikan contoh dan teladan yang baik kepada masyarakat. Apa jadinya bila seorang kepala daerah merupakan seorang yang suka berzina, mempunyai anak di luar nikah, atau seorang koruptor??. Bagaiman masa depan bangsa ini apabila dikelola oleh orang-orang yang mempunyai cacat moral. Oleh karena itu, cacat moral harus dijadikan syarat utama dalam pemilihan kepala daerah sebagaimana diatur oleh dalam undang-undang. Cacat moral ini tentu bukan hanya ditujukan kepada para artis yang ingin mencalonkan diri menjadi kepala daerah tetapi juga kepada semua warga negara yang ingin menjadi pejabat publik.

Para teroris bukan hanya merreka yang memperjuangkan sebuah ideologi yang anarkistis. Padahal kita tahu teroris banyak menjamur di negara tercinta ini, ya siapa lagi kalau bukan koruptor dan makelar kasus yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan baik di DPR, di POLRI, sekolah, kampus, pasar, angkutan umum sampai penjual asongan. Saat ini mereka (koruptor dan ‘markus’) masih hidup nyaman di gedung-gedung pemerintah yang berhawa sejuk. Kalaupun mereka tertangkap basah paling hukumannya hanya beberapa tahun saja bahkan paling lama hanya sepuluh tahun itupun kalau tidak mendapat remisi. Para koruptor pada hakikatnya adalah teroris. Kita tidak tahu mengapa para koruptor diberlakukan relatif lunak, seperti dengan memberi ‘istana’ dan fasilitas mewah di dalam penjara. Berbeda dengan malin ayam, maling jemuran, atau maling-maling yang lain mereka diperlakukan bagai “hewan” didalam penjara, apakah ini yang dinamakan dengan keadilan hukum di Indonesia???. Pada hakikatnya mereka (koruptor dan “markus”) adalah para musuh, penjahat, teroris, perampok, dan maling uang rakyat kelas wahid. Mereka telah meneror sendi-sendi perekonomian negeri ini.
Berbeda dengan China, walaupun China negara komunis tetapi mereka tidak segan-segan untuk menghukum mati para koruptuor. Buktinya dengan menghukum mati para koruptor di negaranya, saat ini China menjadi negara maju, perekonomiannya tumbuh pesat. Apakah di negara Republik Indonesia tercinta ini tidak bisa seperti China???. Bila ingin maju perlakukanlah para koruptor di negara Republik Indonesia tercinta ini seperti teroris jangan beri mereka ruang gerak yang bebas untuk mengerogoti perekonomian bangsa ini.

Nama : Fajar Bakti
NPM : 30407342
Kelas : 3ID01

1. Jelaskan alasan perlunya pendidikan etika profesi dalam bidang keteknikan! Apa yang akan terjadi bilamana profesi keteknikan tanpa dilandasi dengan etika?
Jawaban:
Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga individu-individu dapat berperilaku secara etis. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
Bila profesi keteknikan tidak dilandasi dengan etika maka akan memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode etik profesi.

2. Dalam rangka menjunjung tinggi integritas, kehormatan dan martabat profesi keteknikan sesuai dengan kode etik profesi keteknikan menurut ABET terdapat 4(empat) prinsip dasar (fundamental principles) yang harus dilakukan oleh insinyur. Jelaskan empat hal tersebut!
Jawaban:
Empat prinsip dasar (fundamental principles) menurut ABET adalah sebagai berikut:
a. Using their knowledge and skill for the enhancement of human welfare.
b. Being honest and impartial, and serving with fidelity the public, their employers and clients.
c. Striving to increase the competence and prestige of the engineering profession.
d. Supporting the professional and technical societies of their disciplines.

3. Jelaskan 6 (enam) pilar utama yang menjadi penyangga kode etik keteknikan !
Jawaban:
a. Kemampuan untuk berperan / berfungsi dalam tim kerja multi disiplin.
b. Kemampuan mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecah kan masalah-masalah engineering.
c. Kesadaran akan kebutuhan untuk memenuhinya dalam proses belajar sepanjang hayat.
dKemampuan berkomunikasi dengan efektif.
e. Pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika professional.
f. Kemampuan merancang suatu sistem, komponen, proses dan metode untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Mencermati hasil temuan tersebut, maka keseluruhan kesenjangan yang terjadi lebih berbasis pada lemahnya attitude dan perilaku intelektual daripada kemampuan teknis.

4. Intelectual capital merupakan modal utama untuk menciptakan kesejahteraan manusia di masa kini dan yang akan datang. Salah satu jenis dari intelectual capital adalah kekayaan intelectual (intelectual property). Jelaskan berbagai jenis kekayaan intelektual yang terkait dengan bidang keteknikan ! Bagaimana kita menyikapinya secara professional ?
Jawaban:
Jenis kekayaan intelektual antara lain:
a. Hak cipta (copyright)
Hak cipta adalah hak dari pembuat sebuah ciptaan terhadap ciptaannya dan salinannya. Pembuat sebuah ciptaan memiliki hak penuh terhadap ciptaannya tersebut serta salinan dari ciptaannya tersebut. Hak-hak tersebut misalnya adalah hak-hak untuk membuat salinan dari ciptaannya tersebut, hak untuk membuat produk derivatif, dan hak-hak untuk menyerahkan hak-hak tersebut ke pihak lain. Hak cipta berlaku seketika setelah ciptaan tersebut dibuat. Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu.
b. Paten (patent)
Berbeda dengan hak cipta yang melindungi sebuah karya, paten melindungi sebuah ide, bukan ekspresi dari ide tersebut. Pada hak cipta, seseorang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya sama asalkan tidak dibuat berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Sedangkan pada paten, seseorang tidak berhak untuk membuat sebuah karya yang cara bekerjanya sama dengan sebuah ide yang dipatenkan.
c. Merk dagang (trademark)
Merk dagang digunakan oleh pebisnis untuk mengidentifikasikan sebuah produk atau layanan. Merk dagang meliputi nama produk atau layanan, beserta logo, simbol, gambar yang menyertai produk atau layanan tersebut.
d. Rahasia dagang (trade secret)
Berbeda dari jenis HAKI lainnya, rahasia dagang tidak dipublikasikan ke publik. Sesuai namanya, rahasia dagang bersifat rahasia. Rahasia dagang dilindungi selama informasi tersebut tidak ‘dibocorkan’ oleh pemilik rahasia dagang.
Seharusnya secara professional kekayaan intelektual yang ada di sekitar kita harus dihargai dan dihormati, karena kekayaan intelektual merupakan sebuah hasil kerja keras seseorang maupun instansi dalam menghasilkan suatu karyanya agar mendapat perhatian oleh kalangan umum. Apabila ada seseorang yang membajaknya tentu ini merupakan suatu tindakan yang tidak bermoral dan tidak menghargai hasil kerja keras seseorang dalam menghasilkan karyanya.

5. Salah satu syarat untuk menjadi profesional adalah dimilikinya kompetensi dalam bidangnya. Sehubungan dengan hal tersebut jelaskan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh Sarjana ?
Jawaban:
Secara umum lulusan sarjana Teknik Industri, sesuai dengan Kurikulum Inti Teknik Industri se-Indonesia harus memiliki kompetensi utama sebagai berikut:
a. Mampu mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah perancangan maupun perbaikan sistem integral yang terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan dan energi secara kreatif dengan menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional dan eksperimental.
b. Mampu mengimplementasikan hasil-hasil pemecahan masalah dan mempunyai wawasan luas sehingga dapat memahami dampaknya terhadap konteks sosial, lingkungan dan konteks lokal maupun global.
c. Mampu beradaptasi terhadap teknik dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan praktek profesi ke-teknik-industrian-nya.
d. Mampu berkomunikasi dan bekerja-sama secara efektif.
e. Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika.


Nama : Fajar Bakti
Kelas : 3 ID01
NPM : 30407342

SOAL:

  1. Jelaskan pengertian, cakupan dan tujuan dari etika profesi keteknikan!
  2. Jelaskan perbedaan profesi dan pekerjaan! Berikan contoh masing-masing!
  3. Apa yang dimaksud dengan kode etik?

JAWABAN:
  1. Etika profesi keteknikan adalah keseluruhan tuntutan moral yang harus ada dalam pelaksanaan sebuah profesi keteknikan. Secara konkret hal itu terwujud dalam kode etik yang merupakan kumpulan kewajiban yang mengikat para profesional dalam prakteknya memiliki idealisme tinggi dan realistis, yaitu sikap dan tindakannya dilandasi oleh motivasi untuk mau melaksanakan hal-hal yang luhur. Cakupannya adalah semua pekerjaan yang berkaitan dengan suatu profesi yang menyangkut etika. Tujuan pokok dari etika profesi keteknikan antara lain :
  • Standar-standar etika, yang menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada l lembaga dan masyarakat umum.
  • Membantu para profesional dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat dalam mengahadapi dilema pekerjaan mereka.
  • Standar etika bertujuan untuk menjaga reputasi atau nama para profesional.
  • Untuk menjaga kelakuan dan integritas para tenaga profesi.
  • Standar etika juga merupakan pencerminan dan pengharapan dari komunitasnya, yang menjamin pelaksanaan kode etik tersebut dalam pelayanannya.
  • Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-moral dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.
  • Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.
  • Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya.
2. Profesi adalah kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi, untuk memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, dimana pemakaian dengan cara yang benar keterampilan dan keahlian yang tinggi hanya dapat dicapai dengan penguasaan pengetahuan, serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut. Sedangkan pekerjaaan (occupation) adalah setiap aktivitas kerja, baik yang menghasilkan imbalan ataupun yang bersifat sukarela (tanpa imbalan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.
  • Contoh profesi adalah dokter, pengacara, konsultan, arsitek, software engineer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena seseorang yang bekerja pada bidang tersebut haruslah berpengetahuan dan memiliki pengalaman kerja di bidangnya.
  • Contoh pekerjaan adalah pekerjaan sebagai staff operator computer, penjaga warnet (warung internet), dan kasir tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja pada bagian tersebut tidak membutuhkan latar belakang pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman tertentu.
3. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.

SOAL:
  1. Jelaskan yang dimaksud dengan dilemma moral, beri contoh dalam kejadian dalam kehidupan sehari-hari?
  2. Jelaskan paham kantianisme dan berikan contohnya!
  3. Paham utilitariansme banyak dianut oleh para profesional di bidang keteknikan. Jelaskan alasannya!


JAWABAN:
  1. Kebimbangan yang dialami seseorang dalam mengambil sebuah keputusan yang berkaitan dengan kode etik. Contoh: saat seseorang dihadapi oleh dua masalah yang ia pilih salah satu namun ia tidak dapat meninggalkan kedua masalahg tersebut.
  2. Paham kantianisme adalah paham yang menyatakan keadaan tidak perduli terhadap keputusan yang diambil. Contohnya adalah seseorang yang tidak mematuhi aturan padahal aturan tersebut telah disepakati bersama.
  3. Karena paham ini yang mengajarkan bahwa yang baik adalah yang membawa manfaat bagi orang banyak. Keunggulannya paham ini tidak bersifat egois melainkan universal sedangkan kelemahannya adalah tidak menjamin keadilan dan hak-hak manusia.

Variable random adalah suatu fungsi yang harganya merupakan bilangan riil dan ditentukan oleh setiap elemen dari suatu ruang sample. Apabila suatu ruang sample berisi sejumlah elemen yang terbatas, maka ruang sample tersebut disebut sebagai ruang sampel diskrit, san variable randomnya disebut variable random diskrit. Sebaliknya apabila jumlah elemen pada ruaqng sample itu tidak terbatas, maka ruang sample tersebut disebut ruang sample kontinu, dan variable randomnya disebut variable random kontinu. Dalam hal ini, variable random diskrit akan mempresentasikan data yang dapat dihitung, sedangkan variable random kontinu mempresentaskan variable yang dapat diukur.

SUMBER: Dimyati A, Operations Research, Model-Model Pengambilan Keputusan, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2006.

Perwakilan badan kesehatan dunia mendapat tugas untuk meningkatkan perawatan kesehatan di Negara-negara sedang berkembang. Badan tersebut memiliki 5 tim medis yang tersedia untuk dialokasikan diantara 3 negara sedang berkembang untuk meningkatkan perawatan kesehatan pendidikan kesehatan dan program-program pelatihan. Oleh karena itu badan tersebut perlu untuk menentukan berapa banyak tim (jika ada) untuk dialokasikan pada masing-masing Negara tersebut utnuk memaksimumkan efektifitas total dari kelima tim medis. Tim-tim tersebut harus tetap lengkap sehingga jumlah yang dialokasikan pada tiap-tiap Negara adalah integer. Ukuran performance yang digunakan adalah penambahan tahun umur kehidupan orang (untuk beberapa Negara, ukuran ini sama dengan ekspetasi penambahan umur kehidupan di Negara tersebut dalam tahun dikalikan dengan populasinya). Table dibawah ini memberikan tambahan umur kehidupan orang / penduduk (dalam perkalian peribuan) untuk tiap-tiap Negara untuk setiap alikasi tim medis yang memungkinkan. Alokasi yang manakah yang memaksimumkan ukuran performansi?
Tabel data untuk permasalahan perwakilan Badan Kesehatan Dunia










Jawaban:
Perhitungan dimulai dari stage terakhir (n = 3) dan bergerak mundur hingga stage pertama (n = 1)
N = 3









N = 2






N = 1



Dengan demikian, maka solusi optimumnya adalah x1* = 1, sehingga s = 5 – 1 = 4 untuk n =2. akibatnya x2* = 3. selanjutnya s = 4 – 3 = 1 untuk n = 3 sehingga x3* = 1. karena f1* (5) = 170, maka alokasi (1, 3, 1) dari team kesehatan pada tiga Negara ini akan menhasilkan taksiran total 170.000 penambahan umur tahun kehidupan penduduk.